BASMALAH, FILSAFAT DAN ALFIYAH IBNU MALIK DALAM BINGKAI LOGIKA oleh: Ach Dhofir Zuhry ”Sejatinya setiap orang menghasrati pengetahuan” ustadz Aristoteles (384-322 SM) a. Laisal-Mar’u Yuladu ‘Aliman Ta’allam, fa laisal-mar’u yuladu ‘aliman, (belajarlah! karena tak ada manusia yang terlahir pandai). Demikian kata Imam az-Zarnuji, profesor pendidikan dan penulis mahakarya Ta’lim al-Muta’allim. Artinya kepandaian, kecerdasan dan kejeniusan praktis adalah usaha manusia, begitu juga dengan kesuksesan, kemuliaan dan kehormatan diri semua tergantung pada usaha manusia. Menjadi pandai atau bodoh, baik atau buruk, memilih cinta atau benci, menjadi kekasih atau musuh dan seterusnya dan sebagainya... semua sudah tersedia dihadapan kita. Tuhan sudah menghamparkan dua jalan dan kemungkinan untuk kita tempuh. Adalah tugas manusia untuk menjadi apa, siapa, kenapa, bagaimana, kapan dan di mana dalam segala aksentuasi hidup. Sejak mula, Tuhan sudah meng-install software
Pilihannya hidup hanya dua, Aku berubah karenamu, atau kamu yang berubah karenaku.