Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Biografi Imam Al Ghazali

BIOGRAFI IMAM AL GHAZALI  a. Riwayat Hidup Imam Al-Ghazali dilahirkan pada tahun 450 H bersamaan dengan tahun 1058 M di Thus, Khurasan (Iran). Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi, yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli fikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Al-Ghazali meninggal dunia pada tahun 505 H, bersamaan dengan tahun 1111 M. di Thus. Jenazahnya dimakamkan di tempat kelahirannya. Hujjatul Islam; Sang Pembela Islam Pada tahun 1091, beliau pernah menjadi Guru Besar Hukum kepada Nizam Al-Mulk (1018-1092), kemudian Perdana Menteri Sultan Malik syah, dan kerajaan Saljuk di Madrasah Nizamiyah, Baghdad. Beliau mengajar di sana selama empat tahun. Dalam waktu tersebut, beliau telah berjaya menghasilkan dua karya yang amat berharga yaitu Maqasid Al-Falasifah (Maksud Ahli Falsafah) dan Tahafut Al Falasifah (Kekeliruan Ahli Falsafah). Dua karyanya itu

Biografi Abu Bakar As-Sidiq

Biografi Abu Bakar As-Sidiq Abu Bakar As-Sidiq adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun), sahabat Rasullullah Saw., dan juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam). Abu Bakar berarti ‘ayah si gadis’, yaitu ayah

Biografi Imam Syafi

Biografi Imam Syafi’i Imam Syafi’i bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M), berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh rasulullah SAW. dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Semasa dalam kandungan, kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju palestina, setibanya di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke rahmatullah, kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat prihatin dan seba kekurangan, pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya kembali ke mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i mendapat pengasuhan dari ibu dan keluarganya secara lebih intensif. Saat berusia 9 tahun, beliau telah menghafal seluruh ayat Al Quran dengan lancar bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al

Imam Syafi'i dan Gurunya, Imam Malik bin Anas

Imam Syafi'i dan Gurunya, Imam Malik bin Anas Oleh Syed Hasan Alatas Betapa gembiranya Imam Malik karena mendapat seorang murid yang cerdas dan bijak seperti Syaf'i. Syaf'i semenjak kecil bukan saja telah hapal seluruh isi al-Quran dan ribuan hadis Nabi s.a.w. malah beliau juga telah hapal seluruh isi kitab Hadis Muwatta' karangan Imam Malik bin Anas, sebelumnya Syaafi'i bertemu dengan Imam Malik. Imam Syafi'i membagi malam kepada tiga bahagian yaitu: * Sepertiga untuk Ilmu Pengetahuan * Sepertiga untuk sholat * Sepertiga untuk tidur Rabi' menerangkan bahwa Imam Syafi'i setiap hari menamatkan al-Quran sekali, tetapi dalam bulan Ramadhan seluruhnya enam puluh kali, dan semuanya dibaca ketika menunaikan ibadah Sholat. Imam Syafi'i sendiri menerangkan bahwa beliau belum pernah bersumpah seumur hidupnya, baik ketika membenarkan sesuatu ataupun mendustakan sesuatu. Pernah disatu ketika ada orang bertanyakan sesuatu masaalah kepada belia

Bulan Pernah Terbelah di Zaman Nabi

Bulan Pernah Terbelah di Zaman Nabi Bulan pernah terbelah di zaman Nabi Muhammad s.a.w. Tidak percaya? BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM SUBHANALLAH………….. MAHA BESAR ALLAH SWT ATAS SEMUA CIPTAANNYA MISTERI TERBELAHNYA BULAN Allah SWT berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)” Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut : Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdir

Tingkatan Maqom Ilmu menurut Ahli Tasawuf

Tahu pada empat silabus/ tingkatan/ maqom ilmu keagamaan menurut ahli tasawuf 1.Pemahaman syari'at 2.Pemahaman tarekat 3.Pemahaman hakikat 4. Pemahaman makrifat Tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan bahwa pengetahuan kepada kebenaran dan Allah dapat dicapai dengan jalan penglihatan batin, renungan dsb. Ilmu tasawuf disebut juga sebagai ilmu suluk atau ilmu tarekat. Dalam perkembangan peradaban di dunia yang semakin materialisme, ketika manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang makin beragam dan meningkat, maka banyak terjadi keguncangan hati serta ketidakstabilan jiwa. Oleh karena itu terasa pentingnya bimbingan rohani dengan tuntutan agama. Agama Islam, sebagai jalan untuk menuju keselamatan di dunia dan di akhirat kadang-kadang dipahami sebagai indoktrinasi-indoktrinasi yang kaku. Dalam banyak kejadian sering diucapkan kata-kata kafir, halal, haram, murtat, tanpa memahami hakekatnya.

Mengupas Karomah Ayat Kursi

MENGUPAS KAROMAH AYAT KURSi Ayat Kursy memiliki banyak keistimewaan. Dan sajian berikut ini mengupas tentang 10 karomahnya. Seperti apa rahasianya…? Menurut kalangan ulama salaf, ayat Kursy merupakan salah satu ilmu tertinggi dalam pencapaian derajat. Wilayah, karomah serta mu’jizatnya ansabul ilmi dengan suatu penafsiran, tidak ada ilmu lain yang menyamai akan rahmat serta salamnya. Karena ayatul Kursy tercipta sebagai suatu puncaknya alam, yaitu Arsy (langit ketujuh) dan sebagai ilmu teragung. Yang mana, Allah SWT menurunkannya pada seorang hamba yang agung pula, yaitu utusan akhiru zaman, Rasulullah Muhammad SAW. Dari zaman ke zaman, ayatul Kursyi selalu dibaca oleh seluruh umat, misalnya dalam suatu tadarus Al-Qur’an, dzikir bersama, serta dalam upaya pendekatan diri kepada sang Khaliq. Dalam sebuah arti ritual, asma ayatul Kursy mempunyai suatu kunci sebagai pembukanya. Demikian menurut para masyaikh, mursyid serta para ahlul ghoib.Sebagai kunci ayatul Kursyi, adalah sanadnya

Husain ibn Mansur al-Hallaj

AL HALLAJ Husain ibn Mansur al-Hallaj barangkali adalah syekh sufi abad ke-9 dan ke-10 yang paling terkenal. Ia terkenal karena berkata: "Akulah Kebenaran", ucapan mana yang membuatnya dieksekusi secara brutal. Bagi para ulama ortodok, kematian ini dijustifikasi dengan alasan bid'ah, sebab Islam eksoteris tidak menerima pandangan bahwa seorang manusia bisa bersatu dengan Allah dan karena Kebenaran (Al-Haqq) adalah salah satu nama Allah, maka ini berarti bahwa al-Hallaj menyatakan ketuhanannya sendiri. Kaum sufi sejaman dengan al-Hallaj juga terkejut oleh pernyataannya, karena mereka yakin bahwa seorang sufi semestinya tidak boleh mengungkapkan segenap pengalaman batiniahnya kepada orang lain. Mereka berpandangan bahwa al-Hallaj tidak mampu menyembunyikan berbagai misteri atau rahasia Ilahi, dan eksekusi atas dirinya adalah akibat dari kemurkaan Allah lantaran ia telah mengungkapkan segenap kerahasiaan tersebut.

Biografi Nabi Muhammad SAW

Biografi Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad saw berasal dari kabilah Quraisy, tepatnya keturunan Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu Hasyim. Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahb yang berasal dari keturunan Bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy. Setelah menikah, Abdullah melakukan pepergian ke Syam. Ketika pulang dari pepergian itu, ia wafat di Madinah dan dikuburkan di kota itu juga. Setelah beberapa bulan dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun 571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui. Beliau tinggal di rumah Halimah selama empat tahun. Setelah itu, sang ibu mengambilnya kembali. Dengan tujuan untuk berkunjung ke kerabat ayahnya di Madinah, sang ibunda membawanya pergi ke Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Makka

Pembagian Tauhid Menurut Para Ulama

Pembagian Tauhid Menurut Para Ulama Ketika seorang teman sedang membaca buku tentang tauhid, tiba-tiba seorang teman saya yang lain menepuk pundaknya sambil berkata, “Kamu ngapain belajar tauhid, tauhid kan gak akan menambah keimanan!”, tentu saja teman saya yang sedang membaca buku tersebut langsung emosi, “Apa maksudnya nih? Ati-ati ya kalo ngomong!”, “Hai, memang para shahabat nabi terdahulu belajar tauhid?! emang pernah ya mereka membagi tauhid menjadi beberapa bagian seperti sekarang ini!”. Debat kusir seperti di atas memang hanya akan menjadi pertentangan tanpa henti yang hanya akan berakhir dengan hasil yang nihil. Ada baiknya kita menelaah dan mengkaji siapakah yang membagi-bagi tauhid sebagaimana yang sering kita dengar menjadi tiga bagian yaitu tauhid Ar-Rububiyah, Al-Uluhiyah dan Al-Asma wa Shifat serta apa tujuan mereka melakukan pembagian tersebut.

Syekh Abdul Qodir Al Jaelani

SYEKH ABDUL QODIR AL JAELANI  Syekh Abdur Qadir Jailani adalah adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Beliau lahir tahun 470 H di Baghdad dan mendirikan tariqat al-Qadiriyah. Diantara tulisan beliau antara lain kitab Al-Fathu Ar-Rabbani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan Futuh Al-Ghaib. Tahun wafat beliau tercatat tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M. Beliau adalah seorang yang shalih . Bila dirunut ke atas dari nasabnya, beliau masih keturunan dari Ali bin Abi Talib. Nama lengkap beliau adalah Abu Shalih Sayidi Abdul Qodir bin Musa bin Abdullah bin Yahya Az-zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa Al-Jun bin Abdullah Al-Mahdhi bin Hasan al-Mutsana bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Jumlah karomah yang dimiliki oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani banyak sekali: Syaikh Abil AbbasAhmad ibn Muhammadd ibn Ahmad al-Urasyi al-Jily: Pada suatu hari, aku telah menghadiri majlis asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani berserta murid-muridnya yang lain. Tiba-tiba, m