BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Usaha
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan khususnya Pendidikan
Agama Islam senantiasa terus dikembangkan melalui pengkajian berbagai komponen
pendidikan. Tujuan utamanya adalah untuk memajukan pendidikan nasional dan
meningkatkan hasil pendidikan, tidak terkecuali bidang Pendidikan Agama Islam.
Seperti
yang tercantum dalam Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan
bahwa, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. [1]
Proses belajar mengajar merupakan inti dari
kegiatan pendidikan di sekolah, agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan
dengan benar terutama didalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan
guru dan siswa dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu melalui strategi
pembelajaran.
Strategi
pembelajaran adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Komponen-komponen pendidikan dan pengajaran diatur
sedemikian rupa sehingga memiliki fungsi yang optimal dalam mencapai tujuan
pengajaran dan pendidikan. Terutama didalam Pembelajaran PAI di SMA yang pada
masa kini semakin menurun dari segi akhlaknya. Maka dari itu perlu
pengkajian tentang hal ini, didalam makalah ini akan dikaji tentang Strategi
Pembelajaran PAI di SMA pada Era Masa Kini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Strategi Pembelajaran ?
2.
Apa Prinsip - prinsip Belajar dan pembelajaran ?
3.
Apa Kriteria Pemilihan
Strategi Pembelajaran ?
4.
Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pembelajaran PAI di SMA ?
5.
Bagaimana Penerapan
Strategi Pembelajaran PAI di SMA ?
C. Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui Prinsip - prinsip Belajar dan pembelajaran
3.
Untuk mengetahui Kriteria Pemilihan
Strategi Pembelajaran
4.
Untuk mengetahui Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pembelajaran PAI di SMA
5.
Untuk mengetahui Penerapan Strategi Pembelajaran PAI di SMA
D.
Manfaat
1.
Dapat
mengetahui Untuk mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran
2.
Dapat
mengetahui Prinsip - prinsip Belajar dan pembelajaran
3.
Dapat mengetahui Kriteria Pemilihan
Strategi Pembelajaran
4.
Dapat mengetahui Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pembelajaran PAI di SMA
5.
Dapat mengetahui Penerapan Strategi Pembelajaran PAI di SMA
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Ada berbagai
pengertian strategi
pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional
technology), di antaranya akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
2. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran
merupakan cara- cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.
3. Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta
didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
4. Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.[2]
Menurut Drs, Muhaimin, M.A. Strategi Pembelajaran
adalah metode untuk menata interaksi antara peserta didik dengan
komponen-komponen metode pembelajaran lain, seperti pengorganisasian dan
penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengelolaan pembelajaran PAI berupaya
untuk menata interaksi peserta didik dengan memperhatikan empat hal, yaitu:
(1), Penjadwalan kegiatan pembelajaran yang menunjukkan tahap-tahap kegiatan
yang harus ditempuh peserta didik dalam pembelajaran. (2). Membuat catatan
kemajuan belajar peserta
didik melalui penilaian yang komprehensip dan berkala selama proses
pembelajaran berlangsung maupun sesudahnya. (3). Pengelolaan motivasi peserta
didik dengan menciptakan cara-cara yang mampu meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. (4). Pengawasan belajar yang mengacu pada pemberian kebebasan
untuk memilih tindakan belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik..[3]
Memperhatikan beberapa pengertian strategi
pembelajaran di atas , dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan
cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik
menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan
pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
B.
Prinsip
- prinsip Belajar dan Pembelajaran
Sebelum
memulai proses pembelajaran hendaknya dipahami dulu prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran yang mengacu pada teori belajar dan pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat yang akan
diterapkan dalam proses belajar-mengajar. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
adalah:
1. Prinsip Kesiapan (Readiness)
Salah satu faktor yang mempengaruhi
proses belajar adalah kesiapan peserta didik yaitu kesiapan kondisi fisik dan
psikisnya. Peserta didik yang belum siap melaksanakan tugas belajar
akan mengalami kesulitan atau bahkan putus asa dalam belajar. Kesiapan ini
meliputi kematangan dan pertumbuhan fisik dan psikis, tingkat kepandaian, pengalaman
belajar sebelumnya, motivasi dan lain-lain. Sehingga untuk merancang rencana
pembelajaran perlu dilakukan hal-hal berikut:
a. Materi atau tugas yang diberikan
disesuaikan dengan tingkat usia, kemampuan, dan latar belakang
pengalamanpeserta didik.
b. Sebelum mulai pembelajaran perlu
dilakukan tes untuk mengetahui tingkat kesiapan dan kemampuan peserta didik.
c. Bahan-bahan dan tugas-tugas belajar
dipersiapkan secara bervariasi sesuai dengan faktor kesiapan kognitif, afektif
dan psikomotor peserta didik.[4]
2. Prinsip motivasi (motivation)
Adanya motivasi yang tinggi untuk
belajar pada diri peserta didik, yang ditandai dengan
bersungguh-sungguh dan menunjukkan minat serta perhatian dan rasa ingin tau
yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, berusaha keras dan meluangkan
waktu yang cukup untuk belajar serta menyelesaikan tugas. Berdasarkan
sumbernya, motivasi ada dua yaitu motivasi intrinsik yaitu motivasi
yang datang dari dalam diri peserta didik dan motivasi ekstrinsik yakni
motivasi yang berasal dari lingkungan di luar diri peserta
didik. Dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam hendaknya selalu diusahakan agar dapat menimbulkan
motivasi intrinsik dengan penerapan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan
motivasi belajar dalam diri peserta didik. Sedangkan untuk menumbuhkan motivasi
ekstrinsik adalah dengan menciptakan suasana lingkungan yang religius yang akan
memotivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.[5]
3. Prinsip partisipasi peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar.
Prinsip ini adalah salah satu
prinsip yang sangat penting dalam pembelajaran. Minat belajar yang tinggi yang
diikuti oleh tercurahnya perhatian pada kegiatan belajar mengajar akan membawa
peserta didik ke suasana berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Keaktifan peserta didik tidak hanya dilihat dari gerakan-gerakan badaniah saja,
tetapi juga dari keaktifan mereka secara akliah dan batiniyah misalnya
perhatian peserta didik yang terfokus pada isi ceramah yang
disampaikan oleh guru, tanya jawab, berdiskusi, mengerjakan tugas serta
kegiatan-kegiatan lain yang mendukung kegiatan belajar mengajar, sehingga
pikiran dan perasaan peserta didik tidak berpindah pada obyek lain. Dalam
merancang rencana pembelajaran hendaknya guru menyiapkan cara-cara agar peserta
didik dapat selalu berpartisipasi aktif dalam proses belajar-mengajar, sehingga
tidak menjadi peserta yang pasif.[6]
4. Prinsip Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang
bersifat kompleks yang menyebabkan seseorang dapat menerima dan menyerap
informasi yang diperoleh dari lingkungannya. Semua proses belajar mengajar
selalu dimulai dari persepsi yaitu setelah peserta didik menerima stimulus
berupa materi pembelajaran dari guru. Persepsi dianggap sebagai tahap awal dari
pemahaman kognitif peserta didik yang bersifat relatif, selektif dan teratur.
Karena itu sejak dini kepada peserta didik perlu ditanamkan persepsi yang baik
dan akurat mengenai apa yang akan dipelajari. Jika peserta didik memiliki
persepsi yang salah terhadap apa yang dipelajari, maka untuk selanjutnya akan
sulit merubah persepsi yang sudah melekat tersebut. Untuk membentuk persepsi
yang benar pada diri peserta didik yang perlu diperhatikan adalah dalam
pembelajaran diperlukan penjelasan yang benar dan jelas tentang materi
pelajaran tertentudan juga mengupayakan berbagai sumber belajar yang mendukung
pemahaman yang benar pada diri peserta didik mengenai apa yang sedang
dipelajari.[7]
5. Prinsip Retensi
Prinsip Retensi yaitu mengingat
kembali materi pembelajaran yang sudah dipelajari oleh peserta didik. Dengan
retensi membuat apa yang sudah dipelajari dapat bertahan atau tinggal lebih
lama dalam struktur kognitif dan dapat diingat kembali apabila diperlukan.
C.
Kriteria
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pemilihan
strategi pembelajaan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, juga harus
disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik, serta situasi
atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Terdapat
beberapa metode dan tehnik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi
tidak semuanya sama efektifnya dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu
dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran tersebut.
Ada
beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran,
yaitu sebagai berikut.
1.
Berorientasi
pada tujuan pembelajaran. Tipe perilaku apa yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik.
2.
Pilih
tehnik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki.
3.
Gunakan
media pembelajaran yang sebanyak mungkin dan sesuai yang dapat memberikan
rangsangan dan membantu peserta didik memahami dan menguasai materi pelajaran
yang disampaikan.
Selain
kriteria diatas, pemilihan strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan
memerhatikan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
1.
Apakah
materi pelajaran paling tepat disampaikan secara klasikal (serentak
bersama-sama dalam satu satuan waktu)?
2.
Apakah
materi pelajaran sebaiknya dipelajari peserta didik secara individual sesuai
dengan kecepatan belajar masing-masing?
3.
Apakah
pengalaman langsung hanya dapat berhasil diperoleh dengan jalan praktik
langsung dalam kelompok dengan guru atau tanpa kehadiran guru?
D.
Faktor
- faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI di SMA
Pembelajaran
adalah upaya untuk menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum
dengan menganalisis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi
Pendidikan Agama Islam yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan
kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan cara-cara (strategi)
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan
sesuai dengan kondisi yang ada di SMA, agar kurikulum dapat teraktualisasi
dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar terwujud dalam diri peserta
didik.
Dalam
Pembelajaran ada tiga komponen utama atau faktor yang saling berpengaruh dalam
proses pembelajaran pendidikan Agama, yaitu:
1.
Kondisi
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Faktor kondisi ini berhubungan dengan pemilihan, penetapan
dan pengembangan metode pembelajaran PAI. Kondisi pembelajaran PAI dapat
diklasifikasi menjadi tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi dan kendala
pembelajaran PAI. Tujuan pembelajaran PAI adalah hasil yang diharapkan dapat
dicapai dalam proses pembelajaran. Karakteristik bidang studi PAI adalah aspek
yang terbangun dalam stuktur isi atau tipe isi bidang studi, berupa fakta,
konsep, dalil/hukum, prinsip/kaidah, prosedur dan keimanan yang menjadi
landasan dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Sedangkan kendala
pembelajaran adalah bisa berupa keterbatasan sumber belajar, keterbatasan
alokasi waktu atau keterbatasan media pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
Metode adalah cara-cara tertentu yang paling sesuai untuk
dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI di SMA untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, tujuan pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
3. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran PAI adalah mencakup semua akibat yang
dapat dijadikan indikator keberhasilan penggunaan metode yang digunakan dalam
pembelajaran. Hasil pembelajaran PAI dapat berupa hasil yang nyata dan hasil
yang diinginkan. Hasil yang nyata adalah hasil belajar PAI yang dicapai peserta
didik secara nyata dengan digunakannya metode tertentu dalam
pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kondisi tertentu. Sedangkan tujuan
yang diinginkan biasanya sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran
PAI dalam melakukan pilihan suatu metode pembelajaran yang paling baik untuk
digunakan sesuai dengan kondisi yang ada.[9]
E.
Penerapan
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam selain berorientasi pada masalah kognitif, tetapi lebih
mengedepankan aspek nilai, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak
ditumbuh kembangkan ke dalam diri peserta didik sehingga dapat melekat ke dalam
dirinya dan menjadi kepribadiannaya. Menurut Noeng Muhajir (1988) seperti
dikutip oleh Drs. Muhaimin, M.A. ada beberapa strategi yang bisa digunakan
dalam pembelajaran nilai, yaitu:
1.
Strategi
Tradisional.
Yaitu pembelajaran nilai dengan
jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi. Strategi ini dilaksanakan dengan
cara memberitahukan secara langsung nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang
baik. Dengan strategi tersebut guru memiliki peran yang menentukan, sedangkan
siswa tinggal menerima kebenaran dan kebaikan yang disampaikan oleh guru.
Penerapan Strategi tersebut akan menjadikan peserta didik hanya mengetahui atau
menhafaljenis-jenis nilai tertentu dan belum tentu melaksanakannya. Karena itu
tekanan strategi ini lebih bersifat kognitif.
2.
Strategi
Bebas
Pembelajaran nilai dengan Strategi
Bebas yang merupakan kebalikan dari strategi tradisional. Dalam penerapannya
guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan
nilai-nilai mana yang akan diambilnya. Dengan demikian peserta didik memiliki
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memilih dan menentukan nilai pilihannya,
dan peran peserta didik dan guru sama-sama terlibat secara aktif. Kelemahan
metode ini peserta didik belum tentu mampu memilih nilai mana yang baik atau
buruk bagi dirinya sehingga masih sangat diperlukan bimbingan dari pendidik
untuk memilih nilai yang terbaik.
3.
Strategi
Reflektif
Pembelajaran nilai dengan Strategi
Reflektif yaitu dengan menggunakan pendekatan teoretik ke pendekatan empirik
dengan mengaitkan teori dengan pengalaman. Dalam penerapan strategi ini
dituntut adanya konsistensi dalam penerapan teori dengan pengalaman
peserta didik. Strategi ini lebih relevan dengan tuntutan perkembangan berpikir
peserta didik dan tujuan pembelajaran nilai untuk menumbuhkan kesadaran
rasional terhadap suatu nilai tertentu.
4.
Strategi
trasinternal
Pembelajaran nilai dengan Strategi
trasinternal yaitu membelajarkan nilai dengan melakukan tranformasi nilai,
transaksi nilai dan trasinternalisasi. Dalam penerapan strategi ini guru dan
peserta didik terlibat dalam komunilasi aktif baik secara verbal maupun batin
(kepribadian). Guru berperan sebagai penyaji informasi, pemberi contoh atau
teladan, serta sumber nilai yang melekat dalam pribadinya yang direspon oleh
peserta didik dan mempolakan dalam kepribadiannya.[10]
Selanjutnya
penyusun akan sampaikan beberapa metode pembelajaran PAI yang bisa diterapkan
dalam pembelajaran PAI di SMA pada Masa Kini. Menurut konsep metode pengajaran
yang ditawarkan oleh Ibnu Sina berpendapat bahwa penyampaian materi
pembelajaran pada anak harus disesuaikan denga sifat dari materi pelajaran
tersebut, sehingga antara metode dengan materi yang diajarkan tidak akan
kehilangan daya relevansinya. Ada beberapa metode pembelajaran yang ditawarkan
oleh Ibnu Sina antara lain adalah metode talqin (Sekarang dikenal dengan metode
tutor sebaya), metode demonstrasi, pembiasaan dan teladan, diskusi dan
penugasan.[11]
Metode
Tutor teman sebaya biasanya digunakan dalam pembelajaran alQur’an, yaitu dengan
cara menugaskan peserta didik yang pintar untuk membimbing teman - temannya
yang masih tertinggal.
Metode
Demonstrasi menurut Ibnu Sina, dapat digunakan dalam pembelaran menulis.
Menurutnya dengan metode tersebut seorang guru mencontohkan terlebih dahulu
tulisan huruf hijaiyah kepada peserta didik dilajutkan denga pengucapan
huruf-huruf tersebut kemudian di tirukan oleh peserta didik. Untuk pembelajaran
masa sekarang, metode ini bisa diterapkan pada materi pembelajaran yang
berorientasi pada ranah psikomotor seperti pembelajaran wudhu atau shalat dan
lain-lain.
Metode
pembiasaan dan teladan adalah salah satu metode yang paling efektif diterapkan
pada pengajaran akhlak dengan dilakukan pembiasaan dan teladan yang disesuaikan
dengan perkembangan jiwa peserta didik.
Penerapan
metode Diskusi dilakukan dengan cara penyajian pelajaran yang berupa
pengetahuan yang bersifat rasional dan teoritis. Metode ini kemudian berkembang
pesat pada sekarang ini.
Untuk
metode penugasan dilaksanakan dengan memberikan tugas tertentu pada peserta
didik agar dikerjakan diluar jam pelajaran di sekolah yang dimaksudkan agar
siswa selalu melakukan kegiatan belajar.
Dari
beberapa strategi dan metode dari kedua tokoh tersebut bisa digunakan untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA pada Era Masa kini tergantung
kondisi, situasi, dan tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami
materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya
di akhir kegiatan belajar.
2.
Prinsip –
Prinsip Belajar dan Pembelajaran
Prinsip-prinsip
tersebut antara lain adalah:
a.
Prinsip
Kesiapan (Readiness)
b.
Prinsip
Motivasi (motivation)
c.
Prinsip
Partisipasi
d.
Prinsip
Persepsi
e.
Prinsip
Retensi
3.
Kriteria
Pemilihan Strategi Pembelajaran
Ada
beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran,
yaitu sebagai berikut.
a. Berorientasi pada tujuan
pembelajaran.
b. Pilih tehnik pembelajaran sesuai
dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki.
c. Gunakan media pembelajaran yang
sebanyak mungkin dan sesuai yang dapat memberikan rangsangan dan membantu
peserta didik memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan.
Selain
kriteria diatas, pemilihan strategi pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa
pertanyaan-pertanyaan.
4.
Faktor
- faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PAI di SMA
Ada
tiga komponen utama atau faktor yang saling berpengaruh dalam proses
pembelajaran pendidikan Agama di SMA, yaitu:
a. Kondisi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
b. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam
c. Hasil Pembelajaran
5.
Penerapan
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Ada
beberapa strategi yang bisa digunakan dalam pembelajaran nilai, Menurut Noeng
Muhajir (1988) seperti dikutip oleh Drs. Muhaimin, M.A., yaitu:
a. Strategi Tradisional.
b. Strategi Bebas
c. Strategi Reflektif
d. Strategi trasinternal
Dan
ada beberapa metode pembelajaran yang ditawarkan oleh Ibnu Sina antara lain,
a. metode talqin / metode tutor sebaya
b. metode demonstrasi
c. pembiasaan dan teladan
d. diskusi dan penugasan
Dari
beberapa strategi dan metode dari kedua tokoh tersebut bisa digunakan untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA pada Era Masa kini tergantung
kondisi, situasi, dan tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.
B. Saran
Makalah
ini masih banyak kekurangan, maka diharapakan kritik beserta saran yang
membangun dalam makalah ini, sehingga makalah selanjutnya ada perubahan yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
DR. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, PT Remaja
Posdakarya, Bandung, 2008.
Dr. H Abuddin
Nata, MA, Pemikiran Para Tokoh
Pendidikan Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003
Drs.Muhaimin,
MA. et al. Paradigma
Pendidikan Islam, PT Remaja
Posdakarya, Bandung, Cet. IV, 2008.
Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Depdiknas. 2005.
diakses tanggal 5 Mei 2015
[1] Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Depdiknas. 2005.
[2] Dr. H Abuddin
Nata, MA, Pemikiran Para Tokoh
Pendidikan Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2003. hlm 38
[3] Ibid. hlm 42
[4] Drs.Muhaimin, MA. et al. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Posdakarya,
Cet. IV. 2008. hal 22
[5] Ibid. hal 22
[6] Ibid. hal 23
[7] Ibid. hal 24
[8] DR. Ahmad Tafsir, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT Remaja Posdakarya. 2008. hal 65
[9] Drs.Muhaimin, MA. et al. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung : PT Remaja Posdakarya,
Cet. IV. 2008. hal 105
[10] DR. Ahmad Tafsir, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT Remaja Posdakarya. 2008. hal 95
[11] Ibid. hal 101
Komentar
Posting Komentar